Tips Membagi Waktu Untuk Belajar Ilmu Agama, Dunia, dan Kuliah

4/29/2018 12:29:00 AM

Bismillah, Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Tips Membagi Waktu Untuk Belajar Ilmu Agama, Dunia, dan Kuliah

Oleh : Ustadz Adi Hidayat, Lc. MA


Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang waktu, bahkan bersumpah dengan waktu. Contohnya : Wal Ashr, Wal Fajr, Wal Lail, dll. Fungsi dari ayat-ayat tersebut tidak lain adalah untuk memberikan kepada kita gambaran tentang waktu supaya kita bisa meraih pemanfaatannya. Misalnya, jika kita menghendaki hidup untuk mencari akhirat, maka kuliah adalah waktu kuliah kita. Sedangkan di luar kuliah, adalah waktu akhirat kita.

Nah, untuk mencari waktu akhirat bisa dengan membagi waktu sholat. Pertama, bagi menjadi dua dulu, yaitu siang dan malam, apa saja amalan siang, dan apa saja amalan malam. Allah berfirman dalam Surat Ali 'Imran ayat 190 :

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya : "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran : 190)

Yang kedua, ketahui fungsi siang dan fungsi malam. Allah berfirman dalam Surat An Naba ayat 10-11 :
(11) وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (10) وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا
Artinya : "dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan," (QS. An Naba : 10-11)

Siang untuk ber-aktivitas sedangkan malam untuk ber-istirahat, karena jika kita ganti menjadi malam ber-aktivitas, maka siang akan menuntut untuk ber-istirahat. Maka dari itu, jangan begadang, kecuali ada perlunya. Dan perlunya itu-pun harus dibenarkan oleh syariat. Contohnya : begadang hanya untuk nonton bola.

Setelah, itu bagi menjadi waktu sholat, yang pertama Fajr, Allah berfirman dalam Surat At-Takwir ayat 18 :
(18) وَالصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ
Artinya : "dan demi subuh apabila fajar telah menyingsing," (QS. At-Takwir : 18)

Subuh adalah waktu untuk mengatur aktivitas. Tanaffas , Matahari muncul, tumbuhan mengeluarkan oksigen, disinilah waktu kita merencanakan sesuatu. "Subh", berasal dari kata "Asbah" yang artinya sesuatu yang sudah siap dengan rencana. Jadi, orang sholat subuh bukan hanya dipanggil Allah dalam konteks ibadah, tetapi juga menghadap Allah dengan membawa rencana yang sudah disiapkan di hari itu. Karena dalam sholat subuh juga, bukan hanya Allah yang menyaksikan, Malaikat juga turu menyaksikan sholat kita.

Allah berfirman dalam Surat Al-Isra' ayat 78 :
(78) أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
Artinya : "Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."

Maka dalam sholat subuh inilah, kita meminta kepada Allah, meminta dalam sujud, lalu setelah sholat berdoa supaya Allah memudahkan setiap rencana dunia kita. Oleh karena itu, jika datang lebih awal, akan diberi yang lebih dari itu. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda :

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
Artinya : “Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725)

Jadi, dipanggil sholat subuh, sudah punya rencana, lalu sholat dalam sujud meminta, dan setelah sholat, minta dimudahkan rencana, dijauhkan dari kefakiran, kemalasan, dll, diberikan taufiq dalam rencana ini.

Lalu, misal kita masuk kuliah jam 7, masih ada kesempatan untuk sholat Isyraq di waktu Syuruq (awal dhuha), Karena besarnya keutamaan shalat Isyraq ini. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Artinya : “Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian dia duduk – dalam riwayat lain: dia menetap di mesjid – untuk berzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, sempurna sempurna sempurna“.

bisa dengan dzikir = Q.S = 4:103,15:9,54:17,22,32,40,7:205,3:191,2:152

Petakan, berapa menit kita sampai ke kampus, dan naik apa kita ke kampus, apakah mobil, motor, atau jalan kaki. Allah berfirman dalam Surat Al-Furqan ayat 63 :

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Artinya : "Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (QS. Al-Furqan : 63)

Jika kita menggunakan kendaraan, Misal ada 3 lampu merah, lampu merah pertama 5 detik, lampu merah kedua 15 detik, lampu merah ketiga 60 detik atau 1 menit. Maka, di lampu merah pertama kita dengarkan murottal (cukup 1 ayat saja), di lampu merah kedua kita ulangi, di lampu merah ketiga, kita muroja'ah, lalu lakukan hal yang sama ketika kita pulang. Maka, tiap berangkat-pulang kampus, dapat satu ayat, 30 hari, dapat 30 ayat, selesai dari kampus, hafal Al-Qur'an. Jadilah wisuda sebagai penghafal Al-Qur'an, plus sarjana yang luar biasa.

Maka, dari itu kuliah kita harus jelas, jangan jelas hasilnya saja, selalu lakukan evaluasi, dari pagi sampai siang adakah hasil yang kita dapat, jangan cuma dapat pelajaran saja, selesai kuliah lakukan cek, apa hasilnya belajar, paham atau tidak, jangan hanya menulis, disimpan, sedangkan ketika menjelang ujian belajar lagi. Jika seperti itu yang kita lakukan, ilmu kita hanya sampai ujian saja, selesai ujian hilang semua ilmunya.

Namun, selain dunia, akhirat kita juga harus dicek, jangan hanya mengejar dunia. Nanti akan muncul "Ashr", yaitu setiap waktu yang dilalui. Kita sebagai manusia berpotensi untuk rugi, karena kita menjalani waktu yang terus berputar. Allah berfirman dalam Surat Al-Ashr :

(3) وَٱلْعَصْرِ (1) إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ (2) إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
Artinya : "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (Al-'Ashr : 1-3)

Sehingga, tiap waktu yang kita lalui adalah modal untuk kita. Karena tidak semua makhluk hidup bisa memanfaatkan modal dengan baik, ada yang rugi. Yaitu tidak beriman, makanya kita lakukan semua aktivitas kita dengan iman, bentuknya yaitu amal shalih. Kuliah pakai iman, jalannya karena Allah untuk belajar. Maka, setelah kalimat "iman" adalah "amal shalih".

Jangan sampai kita sama dengan yang tidak beriman, waktu sama, digunakan untuk hal yang sama, mendapatkan hal yang sama. Tapi kita harus punya perbedaan, lakukan semua dengan iman, maka semua aktivitas, semua langkah kita akan bernilai pahala disisi Allah. Dan, jika kita tidak melakukannya, akan datang "Maghrib", artinya Tenggelam, semua akan tiba pada waktu penghujungnya.

Setelah itu "Isya", dari kata "Ma'isya" yang artinya Hidup. "Asya" dan "Isya" berbeda, Karena "Asya" masih punya harakat diatas, tiap aktivitas yang dipindah harakatnya kebawah maka akan rendah, hilang. Maka, "Isya" artinya Kehidupan berakhir. Setiap yang Asya(Hidup) akan berakhir dengan Isya. Mata kita akan tertutup, dan besok belum tentu kita akan hidup kembali. Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam mengajarkan untuk ber-istighfar sebelum tidur, evaluasi diri, memohon kebaikan kepada Allah.

Karena itu ingat, semua aktivitas yang kita tata, semua akan kita tinggalkan, dunia akan kita tinggalkan, artinya saat kita meninggal, semua yang ada di dunia akan kita tinggalkan. Jadi, jika kita sadar bahwa tidak ada yang akan dibawa, maka kita harus mencari bekal yang bisa dibawa pulang, itulah poinnya. Maka dari itu, saat kita berpulang, kita akan disambut oleh malaikat. Allah berfirman dalam Surat Ar-Ra’d Ayat 23-24 :

(23) جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ ۖ وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ
(24) سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
Artinya : "(yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (Surat Ar-Ra’d Ayat 23-24)

Malaikat-malaikat akan menyambut kita dari pintu-pintu surga, mengucapkan selamat, selamat karena kita telah bisa bersabar dalam urusan dunia. Jadi, disaat kita ingin melakukan maksiat, selalu bayangkan seketika itu juga kita meninggal. Walau semua amal kita bagus, namun bila meninggal dalam keadaan bermaksiat, akan sangat sia-sia semua amal itu. Jika kita selalu mendawamkan ini, maka kita akan lebih tenang dalam menyiapkan kebiakan-kebaikan, in syaa Allah...

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

You Might Also Like

0 komentar

Pengikut

Like us on Facebook